Sunday, February 3, 2019

rodsmith

Temukan Joran Tegek Custom 3m + Reel Tokos seharga Rp 145.000



















Saturday, July 4, 2015

Umbi Temumangga Solusi Herbal Pemecah Batu Ginjal



Temumangga mengandung kurkumin berkhasiat atasi beragam penyakit

Urung operasi batu ginjal setelah rutin konsumsi temumangga kurang dari dua bulan.
Setelah kedua anaknya berangkat sekolah, seperti biasa Kasilah segera mengurus rumah. Menyapu lantai dan halaman rumahnya sambil bertegur sapa dengan tetangga. Warga Kabupaten Bantul, Yogyakarta, itu kemudian beristirahat sejenak sambil duduk menikmati teh tubruk khas daerahnya. Ketika beranjak dari kursi bersamaan dengan itu mendadak rasa nyeri dan panas menyerang bagian pinggangnya, sehingga ia kembali duduk.
Rasa sakit itu kemudian hilang dengan sendirinya. Hari berikutnya pada pertengahan November 2014, rasa sakit itu kembali datang. Namun, kali ini serangannya lebih parah dan tidak hilang sendiri seperti sebelumnya. Jangankan untuk kembali beraktivitas membereskan rumah, sekadar berdiri tegak pun Kasilah tidak sanggup karena menahan sakit. Ia tidak tahan dan khawatir dengan nyeri dan panas di bagian pinggang.

Kapsul ekstrak temumangga solusi mengonsumsi herbal secara praktis
Kapsul ekstrak temumangga solusi mengonsumsi herbal secara praktis

Tanpa operasi
Kasilah kemudian memeriksakan diri ke rumahsakit. Dokter menindaklanjuti keluhan Kasilah dengan ultrasonografi (USG). Usai memeriksa, dokter mendiagnosis ada batu di ginjal dan gangguan saluran urine. Batu ginjal merupakan massa keras yang terbentuk dari pengendapan kristal di urine. Batu itu paling sering terbentuk di dalam ginjal atau ureter yaitu saluran kemih yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Namun, batu itu dapat juga terbentuk dalam kandung kemih ataupun uretra yaitu saluran yang menghubungkan kandung kemih dan alat kelamin. Ukuran batu ginjal sekecil pasir hingga sebesar buah anggur. Kebanyakan batu ginjal dapat keluar bersama urine tanpa menimbulkan keluhan. Keluhan muncul bila saluran kemih tersumbat batu berukuran besar lebih dari 2—3 mm. Kasilah menuturkan kemungkinan terjadinya gangguan di ginjalnya akibat terlalu banyak mengonsumsi obat dari dokter saat terserang vertigo pada Juli 2014.
“Setiap kali kepala mulai terasa pusing dan semua benda seakan berputar, saya segera minum obat pereda rasa sakit,” kata perempuan berusia 41 tahun itu. Menurut dr Betty D. Lestari, SpPD dari Rumsahsakit Hermina Kotamadya Depok, Jawa Barat, pengguna obat jangka panjang sebaiknya mengecek ginjal dan liver minimal sekali setahun. “Satu sampai lima persen pengguna obat antinyeri mengalami efek samping peradangan ginjal akut atau kronis. Efek samping itu tidak dapat diprediksi kapan akan muncul,” ujar dokter spesialis penyakit dalam alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.
Hal senada disampaikan oleh ahli penyakit dalam Prof Dr dr Rully MA Roesli SpPD-KGH dari Rumahsakit Khusus Ginjal (RSKG) HAA Habibie. “Faktor penyebab batu ginjal di antaranya karena terlalu banyak zat kimia yang terdapat dalam urine,” kata Rully M.A. Roesli. Nyeri akibat batu ginjal bisa terasa ringan sampai berat. Batu ginjal yang lebih besar lebih mungkin menyebabkan rasa sakit ketika turun ke ureter dan keluar dari tubuh melalui urine.

Konsumsi herbal secara pas dan tepat percepat penyembuhan
Konsumsi herbal secara pas dan tepat percepat penyembuhan

Dokter alumnus Rijkuniversiteit Groningen, Belanda, itu mengatakan situs nyeri paling umum yang terkait batu ginjal adalah di kedua sisi punggung bagian bawah, perut bagian bawah, daerah selangkangan, serta di bawah tulang rusuk. Rasa sakit biasanya datang bergelombang. Dokter baru memutuskan operasi batu ginjal bila kondisi serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Hampir 95% kasus batu ginjal tidak perlu menjalani operasi dan akan hilang dengan sendirinya seiring dengan perubahan diet dan resep obat. Bila ukurannya kurang dari 5 mm biasanya bisa disembuhkan tanpa operasi. Jika melebihi 10 mm, operasi diperlukan untuk mengeluarkan batu. Batu itu dapat tumbuh sampai sebesar bola golf hingga merusak ginjal.

Temumangga
Demi kesembuhan Kasilah mengonsumsi beberapa macam obat tiga kali sehari. Alih-alih membaik, tubuh Kasilah malah panas dingin dan perutnya mual usai minum obat. Itulah sebabnya ia memutuskan menghentikan konsumsi obat dari rumahsakit dan mencoba menghubungi temannya herbalis. Sang teman kemudian menyarankan Kasilah mengonsumsi ekstrak rimpang temumangga Curcuma mangga buatannya selama 2 bulan. Ia mengonsumsi ekstrak temumangga dalam bentuk kapsul 500 mg itu 3 kali per hari. Sekali konsumsi 5 kapsul.
Satu setengah bulan setelah mengonsumsi kapsul ekstrak temumangga, kesehatan Kasilah membaik. Rasa sakit di pinggangnya berkurang dan hanya terasa pada saat beraktivitas berat seperti berladang. Itu pun hilang setelah beristirahat sejenak. Ia pun berinisiatif memeriksakan kembali ke dokter untuk memastikan perkembangan kondisi penyakitnya. Betapa lega perasaan Kasilah ketika dokter mengatakan tidak perlu kontrol lagi ke rumahsakit karena gangguan ginjal tidak membahayakan lagi.
Tidak ada benda ikutan saat Kasilah berkemih yang menandakan hancurnya batu ginjal. Volume batu ginjal secara berangsur mengecil dan akhirnya hilang. Sampai kini ia masih mengonsumsi kapsul temumangga secara rutin hingga rasa sakit di pinggangnya betul-betul hilang sekaligus sebagai menangkal penyakit lain. Temumangga mengandung zat kurkumin yang berkhasiat antioksidan, antiinflamasi, dan diuretik alias peluruh urine. Bahkan khasiat antioksidannya lebih kuat daripada vitamin E, sedangkan khasiat antiinflamasinya lebih kuat daripada hidrokortison kimia atau sintetis.

Kasilah konsumsi rimpang temumangga untuk atasi batu ginjal
Kasilah konsumsi rimpang temumangga untuk atasi batu ginjal

Itu mengurangi rasa sakit pengidap batu ginjal. Selain itu khasiat diuretik berperan dalam peluruhan batu ginjal sekaligus pelancar saluran urine. Bangsa India memanfaatkan temumangga sejak zaman dahulu dan tercatat dalam kitab Ayurveda. Kemampuan membersihkan saluran urine dan khasiat antiinflamasi membuat proses penghancuran batu ginjal berlangsung seiring dengan berkurangnya nyeri yang dirasakan penderita.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan sekaligus perawatan yang baik adalah dengan rutin mengonsumsi air bening setiap hari. Itu salah satu langkah terbaik agar terhindar dari risiko penyakit ginjal kronis dan gangguan penyakit lain. Dengan memperbanyak konsumsi air putih setiap hari tubuh tidak pernah takut kekurangan cairan atau dehidrasi. Air putih bermanfaat sangat baik bagi kesehatan tubuh, terutama bagi mereka yang memiliki rutinitas padat dan menghabiskan waktu bekerja dengan duduk, berdiri, atau bekerja di luar ruangan, serta pekerjaan fisik yang berat.
Tubuh yang kekurangan cairan akan membuat fungsi kerja organ ginjal menjadi berat. Akibatnya ginjal semakin cepat mengalami peradangan, kerusakan, bahkan infeksi. Kebiasaan mengonsumsi kopi, alkohol, dan minuman bersoda yang rutin dan jangka waktu lama juga dapat mengganggu fungsi kerja ginjal. Pola hidup sehat seperti konsumsi gizi dan nutrisi serta mineral seimbang, olahraga minimal 2—3 kali sepekan, dan menghindari penggunaan obat-obatan dalam jangka panjang salah satu upaya memelihara kesehatan ginjal. (Muhammad Hernawan Nugroho)

Tanaman Herbal Untuk Memelihara Kesehatan Hati




Gabungan beragam buah dan sayuran memiliki senyawa fitokimia yang lengkap
Gabungan beragam buah dan sayuran memiliki senyawa fitokimia yang lengkap

Konsumsi herbal tetes hentikan penderitaan Defritus Benu dari hepatitis B.
Donor darah di Palang Merah Indonesia (PMI) pada Maret 2013 tidak terlupakan bagi Defritus Benu. Setelah proses donor darah selesai, PMI menyatakan darah Defritus tidak bisa didonorkan. Sebab, “Di dalam darah terdeteksi adanya virus,” kata Defritus. Oleh karena itu mereka menganjurkan pria yang berdomisili di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, itu segera memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam.
Defritus penasaran dan menuruti saran itu. Ia memeriksakan diri ke dokter. Hasil pemeriksaan dokter tidak berbeda jauh dengan dugaan PMI. “Dari hasil pemeriksaan positif terkena hepatitis B,” ungkapnya. Bahkan, dokter menyebut penyakit hepatitis B yang diderita Defritus tergolong penyakit seumur hidup. Hasil uji laboratorium menyatakan hepatitis B surface antigen (HBsAg) positif. HBsAg merupakan indikator awal infeksi virus hepatitis B.

Infeksi virus
Hingga kini hepatitis B masih menjadi momok bagi dunia. Sekitar 2-miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus hepatitis B dan lebih dari 350-juta orang menderita hepatitis B kronis. Itu menyebabkan risiko tinggi terkena sirosis (pengerasan organ hati), kegagalan hati, dan kanker hati. Menurut dr Arijanto Jonosewojo SpPD, dokter spesialis penyakit dalam di Rumahsakit dr Sutomo, Surabaya, Jawa Timur, penyebab hepatitis B adalah infeksi virus.
Jenis hepatitis beragam, di antaranya hepatitis A, B, C, D, dan E. “Virus hepatitis B dan C dapat ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena dan transfusi), peralatan medis yang tidak steril, atau penularan dari ibu ke anak pada saat melahirkan,” ujar Arijanto. Sementara itu virus hepatitis A dapat menular melalui makanan dan lingkungan yang kotor.

Konsumsi herbal tetes berbahan buah dan sayuran lebih praktis dibanding konsumsi buah dan sayurn segar dalam jumlah banyak dan beragam
Konsumsi herbal tetes berbahan buah dan sayuran lebih praktis dibanding konsumsi buah dan sayurn segar dalam jumlah banyak dan beragam

Setelah mendapati vonis hepatitis B kondisi Defritus mulai menurun. “Perut di bagian kiri terasa sakit, rasanya seperti diiris-iris,” ujar ayah dua anak itu. Badan semakin lemah, loyo, dan mudah capai. Defritus memang telah merasakan badan mudah capai dan lemah sebelum dokter mendiagnosis hepatitis B. Namun ia abai lantaran menganggapnya efek terlalu lelah bekerja.
Untuk mengatasi kondisinya yang semakin menurun, Defritus rajin mengonsumsi obat dokter. Ia patuh pada saran dokter untuk menghindari makanan gorengan, berlemak, pedas, dan beralkohol. Sayangnya, kondisi pria berusia 33 tahun itu tak kunjung membaik. “Badan jadi menguning, mulai dari jari tangan, kaki, hingga wajah,” ujarnya. Bukan hanya itu, perutnya juga membuncit dan terasa kencang, padahal badannya kurus.

Tetes
Karena kondisinya yang lemah, Defritus sempat pingsan di tempat bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah sekolah. Pada pertengahan 2013 seorang rekan menyarankan Defritus mengonsumsi herbal tetes. Defritus menuruti saran sang rekan sehingga mengonsumsi herbal tetes berbahan baku campuran 25 sayuran dan buah, seperti avokad, nanas, jeruk, melon, pisang, semangka, bayam, dan wortel.
Defritus mengonsumsi 5—6 tetes herbal cair itu persis di bawah lidah. Ketika mengonsumsi, ia menggulung lidahnya ke atas lalu menekan botol herbal. Pada saat bersamaan cairan herbal pun menetes. Frekuensinya 3—4 kali sehari. Setelah 3 bulan rutin konsumsi herbal tetes, kondisi Defritus mulai menunjukkan perubahan. “Rasa perih di perut mulai berkurang,” ujarnya.
Kondisi Defritus pun berangsur kembali normal. “Perut yang awalnya membuncit sudah kempis,” katanya. Bobot tubuh berangsur naik, dari 45 kg menjadi 50 kg dalam kurun waktu 4 bulan. Untuk memastikan kondisinya, pada Januari 2014 Defritus melakukan cek laboratorium. “Hasilnya negatif,” ujarnya.
Bahkan untuk memastikan kebenaran hasil uji laboratorium itu Defritus mengulangnya hingga 3 kali. Semua negatif. Untuk menjaga stamina, ia tetap mengonsumsi herbal tetes, 3 tetes sehari sekali.
“Herbal tetes berbahan baku buah dan sayuran memiliki sifat antivirus,” ujar dr Suryo Slamet, praktikus kesehatan di Garut, Jawa Barat. Lantaran bahan baku yang digunakan beragam, yakni 25 jenis buah dan sayuran, senyawa fitokimia yang terkandung dalam herbal tetes juga lebih lengkap.

Penderita hepatitis B sebaiknya hindari konsumsi gorengan
Penderita hepatitis B sebaiknya hindari konsumsi gorengan

Antivirus
Suryo menjelaskan, enzim yang berkhasiat bagi tubuh pada dasarnya dapat diperoleh dari konsumsi buah dan sayuran. Namun, konsumsinya cukup banyak dan beragam. Dengan konsumsi herbal tetes dari bahan buah dan sayuran konsumsi lebih praktis. Selain digunakan untuk pengobatan hepatitis B seperti yang dialami Defritus, herbal tetes juga dapat digunakan untuk mengatasi diabetes mellitus, hipertiroid, kista, dan TORCH (toksoplasma, rubella, citomegalovirus, dan herpes simplex virus).
Kelebihan lain herbal tetes, pembuatannya melalui proses fermentasi. “Karena pembuatan herbal tetes dari proses fermentasi, maka enzim yang dihasilkan dari buah dan sayuran tetap utuh dan tidak rusak,” ujar Suryo. Sementara itu proses pembuatan herbal dengan perebusan, beberapa enzim bisa rusak.
Susi Isnawati SSi Apt, ahli farmasi di Jakarta Utara sepakat. Proses fermentasi membentuk cairan ekstrak kaya senyawa fitokimia, fitonutrisi, enzim, prebiotik, dan antioksidan. Itu berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu mengatasi keluhan penyakit seperti diabetes mellitus, asam urat, tekanan darah tinggi, dan batu ginjal.
Proses pembuatan herbal secara fermentasi juga dilakukan Ning Harmanto, herbalis di Jakarta Utara. Kombinasi bahan yang ia gunakan seperti buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa, sambiloto Andrographis paniculata, mengkudu Morinda citrifolia, madu, gula aren, dan air oksigen. Bahan itu lalu ia peram selama 3 pekan sampai terfermentasi. (Desi Sayyidati Rahimah)

Obat Herbal Untuk Syaraf Terjepit



Buah bluberi kaya mineral, vitamin, dan antioksidan
Ekstrak bluberi memulihkan saraf terjepit.

Hendrikus duduk bersantai menonton televisi bersama putri kesayangannya, Agnes. Namun, Agnes melihat keanehan di wajah sang ayah. Mata kiri Hendrikus seperti tertarik ke arah tengah sehingga tampak juling. Hendrikus juga mengeluh pandangannya buram. Esoknya Agnes mengantar sang ayah ke dokter mata. Namun, dokter tidak menemukan masalah apa pun.
Sang dokter lantas merujuk Hendrikus ke dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan lanjutan. Agnes pun memboyong ayahnya menjumpai dokter spesialis saraf terkemuka di Kota Malaka, Malaysia. Namun, di bandara Kualalumpur, Malaysia, Hendrikus tak menyadari sepatunya terlepas ketika hendak menuju mobil yang akan membawa mereka ke Malaka. Ternyata kedua kakinya mati rasa.

Hendrikus terbebas dari derita saraf terjepit dengan konsumsi bluberi
Hendrikus terbebas dari derita saraf terjepit dengan konsumsi bluberi

Saraf terjepit
Mereka berkonsultasi pada dokter spesialis saraf. Namun, dokter tidak menemukan pangkal penderitaan pengusaha kuliner di Pekanbaru, Provinsi Riau, itu. Itulah sebabnya Agnes berinisiatif mengajak sang ayah berkonsultasi dengan spesialis ortopedi. Pemeriksaan citra resonansi magnetik (MRI) akhirnya mengungkap muasal keluhan yang mendera Hendrikus. Tiga ruas tulang belakang di atas garis pinggang meradang.
Akibatnya ada serabut saraf yang menyelip di antara rongga antarruas. Sang ortopedis menyatakan bahwa gangguan yang mendera pria berumur 71 tahun itu akibat saraf terjepit. Tulang belakang berupa rangkaian tulang yang tersambung memanjang dari leher hingga tulang ekor di panggul. Setiap ruas tulang belakang tersambung dengan ruas di bawah atau di atasnya oleh jaringan ligamen atau pengikat sendi.
Menurut Dr dr H Hardhi Pranata SpS MARS, dokter spesialis saraf RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, di antara ruas terselip bantalan lunak dan liat dari bahan lemak yang mencegah terjadinya gesekan antarruas, yang disebut bantalan intervertebral. “Setiap kita bergerak, bantalan intervertebral tergerus dan rusak. Tapi saat tidur bantalan itu direstorasi oleh tubuh,” kata Dr dr H Hardhi Pranata SpS MARS.

Ubijalar ungu salah satu bahan makanan kaya antosianin
Ubijalar ungu salah satu bahan makanan kaya antosianin

Kelebihan bobot badan, kerap mengangkat beban berat, atau usia lanjut dapat menyebabkan pergeseran atau kerusakan permanen di bantalan intervertebral. Itulah pemicu hernia nukleus pulposus (HNP) alias saraf terjepit. Penyebab lain, pola hidup modern yang membuat orang melakukan banyak hal sembari duduk. Sejatinya, sistem rangka dan otot berkembang untuk fungsi berdiri tegak atau berjalan.
“Jika duduk, apalagi membungkuk, bantalan tertekan ke samping atau ke belakang. Dalam jangka panjang, bantalan itu bisa bergeser,” kata Hardhi. Faktor usia lanjut meningkatkan risiko HNP karena orang lanjut usia cenderung mengalami penurunan massa tulang. Padahal tulang belakang juga menjadi tempat melekatnya sistem saraf yang mengatur seluruh anggota tubuh. Absennya sekat itu menjadikan ruas sendi saling berbenturan dan mengimpit jaringan saraf yang melaluinya.

Menjaga tulang
Hardhi mengatakan ada 2 jenis saraf, yakni motorik alias penggerak dan sensorik alias pengindera. Jika saraf motorik yang terjepit, maka terjadi gangguan fungsi gerak, sedangkan kalau saraf sensorik terimpit maka terjadi gangguan indera perasa. “Salah satu gejala HNP adalah rasa sakit atau malah mati rasa,” kata Hardhi. HNP akibat usia lanjut itulah yang dialami Hendrikus. Sudah begitu, pada usia 30-an, ia pernah terjatuh cukup keras.

Produk ekstrak bluberi dalam kemasan
Produk ekstrak bluberi dalam kemasan

Untuk memperbaiki kondisinya, ortopedis memberikan obat penekan sakit. Setelah obat habis, ayah 5 anak itu harus kembali menemui ortopedis untuk mempersiapkan operasi. Keberatan menjalani operasi, Hendrikus pun berpaling kepada bahan alam. Seorang rekan Agnes menyarankan agar Hendrikus mengonsumsi ekstrak bluberi. Terdorong keinginan kuat untuk sembuh, ia langsung menuruti saran itu.
Pria kelahiran Tanjungbatu, Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, itu mengonsumsi ekstrak berbentuk konsentrat sebanyak 1 sendok makan ketika sarapan sejak awal November 2014. Setelah 2 pekan konsumsi, Hendrikus merasakan kakinya kembali bertenaga. Ia pun meneruskan konsumsi. Kini ia bebas dari keluhan kaki lemas dan kebas. Penglihatannya kembali normal, demikian juga dengan posisi matanya.
Kondisi Hendrikus yang terus membaik itu sejalan dengan riset Latha Devareddy dan kolega dari Jurusan Ilmu Nutrisi, Pangan, dan Olahraga, Universitas Florida, Amerika Serikat. Latha menguji khasiat ekstrak bluberi menggunakan 30 tikus putih betina berumur 6 bulan. Ia memisahkan tikus percobaan menjadi 3 kelompok: kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan. Ia membuat tikus mengalami penurunan kepadatan tulang dengan mengangkat peranakan tikus di kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan.

Prof Li Deming meriset bluberi selama 17 tahun
Prof Li Deming meriset bluberi selama 17 tahun

Kelompok perlakuan ia beri ekstrak bluberi sebanyak 5% bobot badan. Selang 100 hari, ia membedah tikus percobaan lalu menganalisis kepadatan tulang lengan, paha, dan tulang belakangnya. Hasilnya tikus yang mengonsumsi ekstrak bluberi memiliki kepadatan tulang dan kandungan mineral lebih baik ketimbang kedua kelompok lain. Kandungan mineral tulang tikus di kelompok kontrol positif 6% lebih rendah ketimbang kelompok perlakuan. Latha menduga ekstrak bluberi menghambat pelarutan mineral dari tulang ke dalam darah sehingga kandungan mineral dan massa tulang pun terjaga.
Menurut Prof Dr Li Deming, periset bluberi di Universitas Cornell, Amerika Serikat, bluberi kaya vitamin, mineral, serta berbagai jenis pigmen yang bersifat antioksidan. Pigmen itu terutama dari golongan antosianin, yang berwarna sian alias biru keunguan. Bahan makanan yang juga kaya antosianin antara lain buah anggur, rumput laut merah, atau ubijalar ungu. Kandungan antioksidan bluberi sangat tinggi dengan nilai ORAC lebih dari 9.000.
Itu melebihi kandungan antioksidan anggur yang hanya di angka 5.000. ORAC (oxygen radical absorbance capacity) menyatakan kemampuan suatu zat “menangkap” alias menetralkan oksigen radikal biang keladi kerusakan sel. Itu menjadi bukti sahih khasiat buah asli Benua Amerika itu. (Argohartono Arie Raharjo)

Menjaga Vitalitas Tubuh Dengan Konsumsi Herbal Penuh Ctarasa



Air kelapa tingkatkan sistem kekebalan tubuh
Menjaga vitalitas tubuh dengan konsumsi herbal kaya antioksidan.

Peralihan musim kerap membawa penyakit-penyakit seperti flu, demam, dan diare yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Celakanya penyakit-penyakit itu semakin ganas dan cepat penularannya. Dokter spesialis penyakit dalam di Jakarta, dr Nafi’uddin Mahfudz, MKes, SpPD, mengungkapkan, proses perubahan iklim membuat tubuh melakukan adaptasi. Semakin ekstrem atau cepat perubahan iklim, proses adaptasi tubuh juga semakin keras.
“Ketika proses adaptasi terjadi, tubuh harus dalam kondisi fit. Jika tidak, sistem imun tubuh menjadi tak stabil dan membuat tubuh rentan terserang penyakit,” ujar Mahfudz. Usia paling rentan terserang penyakit ketika pergantian iklim adalah bayi di bawah lima tahun dan lanjut usia di atas 60 tahun. “Balita sistem imun tubuhnya belum matang, sementara lansia sudah mengalami proses degeneratif sistem kekebalan tubuh,” ujar dr Nafi’uddin.

Antioksidan
Meski demikian penyakit itu juga tak menutup kemungkinan menyerang usia produktif ketika tubuh dalam kondisi lemah. Menurut Mahfudz untuk menjaga tubuh tetap fit saat peralihan musim kita dapat mengonsumsi produk berantioksidan tinggi. “Antioksidan mampu membentengi tubuh dari gempuran beragam penyakit dan meningkatkan daya adaptasi terhadap perubahan iklim,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret itu.
Antioksidan membentengi tubuh dari radikal bebas atau senyawa penganggu kesehatan yang menjadi lawan antioksidan. Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), dr Hardhi Pranata SpS MARS, dalam keadaan normal, tubuh memproduksi antioksidan seperti enzim glutathion (GSH) dan super oksida dismutase (SOD). “Enzim itu mampu menetralisasi radikal bebas,” kata dokter spesialis saraf di Rumahsakit Gatot Subroto di Jakarta itu.
dr Nafi’uddin Mahfudz, MKes, SpPD, “Proses perubahan iklim membuat tubuh melakukan adaptasi”
dr Nafi’uddin Mahfudz, MKes, SpPD, “Proses perubahan iklim membuat tubuh melakukan adaptasi”

Ketika radikal bebas lebih banyak daripada antioksidan, antioksidan tubuh tak mampu mengimbanginya. Dampaknya terjadi stres oksidatif sehingga menyebabkan beragam penyakit termasuk atherosklerosis, stroke, penyakit parkinson, alzheimer, jantung koroner, diabetes mellitus, kanker, dan penuaan dini. tulah sebabnya untuk mengimbangi radikal bebas, perlu konsumsi nutrisi berkadar antioksidan tinggi.
Di pasaran terdapat banyak suplemen berantioksidan tinggi seperti bioterra, biojanna, jahe merah, dan konsentrat bluberi. Bioterra, misalnya, merupakan herbal yang terbuat dari formulasi fermentasi air kelapa, sari buah, susu dan bahan alami lainnya seperti stroberi, bit, pisang, dan temulawak. Herbal produksi CV Probioterra Lestari itu semakin lengkap karena mengandung 3 bakteri baik yaitu Lactobacillus sp, Bifidobactirium dan Staphylococcus thermophillus.
Menurut dr Nafi’uddin sebagai divisi riset dan pengembangan CV Probioterra Lestari, boterra meningkatkan antioksidan tubuh karena kandungan probiotik dan bahan lain di dalamnya. “Kombinasi buah-buahan dan air kelapa sebagai media tumbuh probiotik menghasilkan antioksidan kuat yang mampu menjaga tubuh dari serangan radikal bebas,” ujarnya.
Menurut Nafi’uddin semua kalangan dari balita hingga lanjut usia dapat mengonsumsi herbal itu. “Untuk balita dosisnya 1—2 ml sekali minum, dan diminum 2 kali sehari,” ujar Nafi’uddin. Selain dapat diminum langsung, biotera juga bisa dicampur air putih, teh, air perasan jeruk, susu, sirop, madu, atau sari kurma.
Jahe merah juga terbukti berantioksidan tinggi. Bahkan rimpang pedas itu mampu menurunkan kolesterol jahat. Fakta itu terungkap dari uji klinis Lana Zuhara Dibya Nuh Huda dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah, Surabaya pada 16—18 Juni 2014. Lana meneliti 31 warga hiperkolesterol di kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya.
Ia memberikan 8 gram ekstrak jahe selama 3 hari kepada warga. Mereka meminum herbal itu dengan menambahkan 200 cc air hangat. Hasil pengukuran pascaperlakuan, kadar kolesterol warga yang semula rata-rata 270,612 mg/dl turun menjadi 242,733 mg/dl. Menurut Lana komponen dalam jahe berupa gingerol bersifat antikoagulan. Fungsi dari antikoagulan gingerol dapat menghambat penggumpalan darah sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol yang tinggi.

Senyawa gingerol dalam jahe merah berkhasiat antikolesterol
Senyawa gingerol dalam jahe merah berkhasiat antikolesterol

ORAC
Produsen memfermentasi beragam herbal dalam kurun waktu tertentu. Hasil proses fermentasi itu berupa enzim-enzim yang banyak dibutuhkan tubuh ditambah vitamin dan mineral. Efeknya sistem imunitas dan detoksifikasi tubuh menjadi lebih optimal. Pilihan lain yang juga tak kalah ampuh membentengi tubuh dari penyakit adalah buah bluberi. Hasil riset Yanita McLeay dan rekan dari School of Sport and Exercise, Massey University, Palmerston North, Selandia Baru nilai oxygen radical absorbance capasity (ORAC) blueberi lebih dari 5.000. Buah itu pun terbukti ampuh mempercepat perbaikan dan pemulihan otot para atlet berkat antioksidannya.
ORAC adalah sebuah metode untuk mengukur kekuatan antioksidan untuk menetralisir radikal bebas. Semakin tinggi nilai ORAC, semakin efektif kekuatan antioksidan untuk menghentikan kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh. Nilai ORAC bluberi Vaccinium corymbosum cukup tinggi bandingkan dengan tomat yang hanya 200 orac atau anggur yang hanya 1.100 orac.
Untuk mendapat khasiat bluberi, di pasaran juga tersedia beragam olahannya dalam bentuk herbal siap konsumsi, seperti serbuk jus, kapsul dan konsentrat. Menurut Vice Branch Manager PT Green World Global, Tony produk olahan bluberi itu terjual di 28 negara di antaranya Thailand, Afrika Selatan, dan Rusia. Produk andalan PT Geen World Global adalah green world bluberry concentrate yang mengandung 100% buah bluberi.
Menurut Tony khasiat konsentrat itu untuk mengatasi penyakit pembuluh darah jantung dan otak seperti hipertensi, gula darah tinggi, kolesterol, dan stres oksidatif. Khasiat lain membantu mengatasi diabetes mellitus, kanker, saluran pernapasan kronis, dan penyakit hati setrta membersihkan radikal bebas, menjaga kinerja normal sel dan metabolisme tubuh. Dengan menjaga tubuh tetap sehat, hidup akan lebih bahagia. (Bondan Setyawan)

Sepenggal Kisah Tentang Beruang Madu Kalimantan




Matahari sudah jauh bergeser dari puncak langit, tapi masih cukup menghangatkan dan menerangi rimba tropis Kalimantan. Dr Chandra Dewana Boer dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Dr M Yasuda dari Institut Penelitian Hutan dan Kehutanan, dan 2 rekan, berjalan dalam hutan lindung di kawasan adat suku Dayak Wehea, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, ketika tiba-tiba mereka melihat sosok hitam diam bersandar di cabang pohon keruing Dipterocarpus sp.
Tidak salah lagi, itu seekor beruang madu Helarctos malayanus euryspilus. Yasuda langsung mencari batu untuk berjaga-jaga kalau beruang itu menyerang. Namun, beruang itu tampaknya tertidur pulas sehingga tidak menyadari kehadiran mereka. Chandra tidak membuang kesempatan langka itu. Jepretan demi jepretan kamera ia bidikkan ke arah satwa anggota famili Ursidae itu. Sekitar 10 menit kemudian, sang beruang terbangun dan menyadari kehadiran mereka.

Perjumpaan dengan beruang madu tidak terlupakan bagi Dr Chandra Dewana Boer
Perjumpaan dengan beruang madu tidak terlupakan bagi Dr Chandra 
Dewana Boer

“Secara garis lurus jaraknya kira-kira hanya 5 m, tetapi pohon keruing itu berdiri di tanah yang lebih rendah ketimbang posisi saya. Postur dan gerakan kami juga tidak intimidatif sehingga mungkin dia pikir kami tidak berbahaya,” kata Chandra. Perjumpaan tak sengaja itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Chandra. “Rekan yang meneliti beruang saja belum pernah bertemu langsung,” kata periset kelahiran Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, itu.
Maklum, secara alami beruang madu cenderung menghindari manusia. Itu berbeda dengan babi hutan atau kera ekor panjang yang oportunis dan kerap mencuri buah atau merusak tanaman warga. Pengalaman lebih “keras” dialami Musadat, penyelia hasil hutan bukan kayu (HHBK) PT Restorasi Ekosistem Indonesia, Jambi. Pria kelahiran 36 tahun lalu itu pernah berhadapan dengan beruang madu dalam perkelahian satu lawan satu.
Insiden itu terjadi ketika Musadat mendampingi peneliti dari lembaga Wildlife Conservation Society (WCS) pada pertengahan April 2010. Para periset tengah meneliti populasi gajah sumatra Elephas maximus sumatranus di hutan Harapan. Saat berjalan di antara belukar tinggi, tiba-tiba mereka mendengar suara geraman dalam jarak dekat. Tanpa sadar, rekan Musadat berada terlalu dekat di bawah beruang madu yang tengah membongkar sarang kelulut Trigona sp.

Hutan Harapan menjadi rumah bagi beruang madu sumatera
Hutan Harapan menjadi rumah bagi beruang madu sumatera

Beruang yang merasa terancam mendekat dalam posisi berdiri dengan 2 kaki belakang, siap mencabik-cabik sang rekan. Alih-alih melarikan diri, rekan Musadat justru mematung saking terkejutnya. Melihat gelagat membahayakan itu, Musadat maju. “Tingginya waktu berdiri hampir sama dengan saya, sekitar 170 cm,” tutur ayah 2 anak itu. Meskipun berhasil memukul mundur sang beruang, Musadat mesti mendapat jahitan di paha karena mendapat cakaran.
Menurut Gabriella M Fredriksson PhD, peneliti beruang asal Belanda yang menetap di Bengkulu, sejatinya beruang madu cenderung menghindari manusia. “Namun, kalau merasa terancam, ia menyerang untuk mempertahankan diri,” kata Gaby—panggilan Gabriella. Beruang madu spesies beruang terkecil di antara 8 spesies beruang dunia. Bobot beruang madu hanya 30—65 kg dengan tinggi tubuh ketika berdiri dengan 2 kaki 1,2—1,5 m dan panjang rata-rata 70 cm.

Beruang madu yang terekam kamera di Hutan Harapan
Beruang madu yang terekam kamera di Hutan Harapan

Bandingkan dengan beruang terbesar yaitu beruang kutub Ursus maritimus, dengan bobot beruang jantan dewasa mencapai 385—410 kg dan panjang tubuh 2,4—3 m. Julukan terkecil tidak berarti remeh. Beruang matahari terlahir dengan persenjataan yang bisa membuat pria berdarah-darah, seperti pengalaman Musadat. Cakar tebal sepanjang 3—6 cm di kaki depan yang berotot menjadi andalan membongkar batang pohon untuk mencari sarang lebah atau serangga.
Selain itu rahang kekar dilengkapi sepasang taring mampu mengoyak atau mencabik daging mangsa. “Dengan taring dan cakar itu beruang madu mampu membuka kelapa untuk menikmati dagingnya,” kata Chandra Dewana. Cakar itu mempunyai fungsi lain, membantu memanjat pohon. Sesuai namanya beruang madu menyukai madu. “Jika menjumpai sarang lebah ia akan segera mengambilnya, meski terletak di dahan tinggi sekalipun. Ia sangat lincah memanjat pohon, seperti berjalan di atas tanah,” kata Chandra.

Sarang dan madu lebah hutan sangat digemari beruang madu
Sarang dan madu lebah hutan sangat digemari beruang madu

Saat mengunjungi areal konservasi Hutan Harapan PT Reki di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Trubus disuguhi rekaman hasil perjumpaan tim riset PT Reki dengan seekor beruang yang tengah mengambil madu dari sarang kelulut di batang pohon. Dalam rekaman itu, tampak sarang terletak dalam lubang di batang pohon, setinggi kira-kira 5 m di atas tanah. Beruang madu berdiri di batang pohon, bertumpu di kedua kaki belakangnya.
Tidak ada cabang mendatar yang ia pijak. Beruang itu hanya mengandalkan telapak kaki belakangnya untuk “berpegangan” di batang pohon. Ia asyik mencongkel, mencakar, dan menggigit permukaan batang pohon dengan kedua kaki depannya. Sesekali ia menjulurkan lidah untuk meraih sesuatu di dalam rongga batang pohon—madu, polen, larva, bahkan kelulut dewasa yang terjebak di dalam sarang ketika “serangan” berlangsung.
Menurut Anderi Satya, Asisten Komunikasi PT Reki, anggota tim riset bisa leluasa merekam momen itu lantaran angin bertiup ke arah mereka. “Jika angin bertiup ke arah beruang, pasti ia segera menyadari kehadiran manusia lalu cepat-cepat pergi,” kata Didi—panggilan Anderi. Kemungkinan lain, beruang akan menyerang anggota tim, seperti pengalaman Musadat.
Maklum, indera penciuman beruang sangat kuat. Dengan mengandalkan penciuman itu beruang matahari—sebutan beruang madu di kalangan ilmuwan—bisa mengendus sarang lebah hutan Apis dorsata setinggi belasan meter di atas tanah dari jarak ratusan meter (baca boks: 700 Kali Lebih Peka, halaman 82—83). Di tanahair ada 2 subspesies beruang madu, yakni Helarctos malayanus malayanus dan H. m. euryspilus.

Kelulut Trigona sp sumber makanan beruang madu
Kelulut Trigona sp sumber makanan beruang madu

Jenis malayanus tersebar mulai dari Thailand, Semenanjung Malaya, hingga Sumatera. Sementara itu jenis euryspilus hanya ada di Kalimantan. Beruang madu kalimantan lebih kecil ketimbang kerabatnya di Sumatera sehingga digolongkan sebagai subspesies terpisah. Delapan spesies beruang tersebar di dunia, hanya 1 spesies yang ada di tanahair. Sifatnya sangat unik karena merupakan perpaduan antara binatang frugivora, insektivora, sekaligus karnivora.
Selain madu, daftar menu beruang madu adalah serangga seperti rayap, kecoak, semut, larva lebah, dan kelulut. Pakan lainnya adalah burung, reptil, dan berbagai buah. Gaby meneliti 1.209 sampel kotoran beruang di hutan penelitian Sungai Wain, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Oktober 1997—Juli 2002. Sisa serangga terutama rayap ditemukan dalam 75% sampel kotoran. Adapun sisa buah ia peroleh dalam 58% dari sampel. Sebanyak 23% terdiri dari sisa buah ara Ficus sp, 12% buah kembayau Dacryodes sp, 12% keluarga jambu-jambuan Syzygium sp, dan 11% buah spesies Santiria sp.

Semut atau rayap termasuk makanan beruang madu
Semut atau rayap termasuk makanan beruang madu

Periset kelahiran Belanda 43 tahun lalu itu menyimpulkan saat itu banyak tanaman sedang berbuah sehingga menjadi pakan beruang madu. Namun, pada bulan lain, jenis nangka-nangkaan Artocarpus sp dan jenis durian Durio sp justru mendominasi sampel kotoran. Meski lincah memanjat pohon, beruang lebih menyukai buah yang terhidang gratis alias jatuh di lantai hutan.
Selama pengamatan, Gaby mencatat beruang mengambil buah langsung di atas pohon hanya 25% dari 568 pencatatan. Diameter pohon yang dipanjat antara 5—150 cm. Menurut Gaby preferensi pakan itu menjadikan beruang madu tidak tergolong kelas karnivora meski mempunyai cakar dan taring yang kuat. “Ia beradaptasi dengan pakan yang tersedia,” tutur doktor alumnus Institut Biodiversitas dan Dinamika Ekosistem Universitas Amsterdam, Belanda pada usia 42 tahun itu.

Buah cempedak menjadi makanan beruang madu
Buah cempedak menjadi makanan beruang madu

Beruang madu sangat unik karena bersifat insektivora (pemakan serangga), frugivora (pemakan buah), dan karnivora (pemakan daging) sekaligus. Adaptasi lain adalah penyesuaian morfologi menjadi mirip ordo Primata (keluarga kera dan monyet) dengan bobot tubuh ringan, dada rata, bentuk telapak kaki yang melengkung ke dalam, permukaan telapak kaki bebas rambut, dan cakar yang sangat panjang dibandingkan dengan kerabat beruang lain.
Lebih uniknya lagi, adaptasi morfologi beruang madu juga menunjukkan sifat insektivora, antara lain dengan telapak kaki depan yang terlalu lebar dibandingkan ukuran tubuhnya, bibir yang bisa digerakkan maju mundur untuk mengisap, dan lidah yang sangat panjang. “Beruang madu adalah beruang dengan lidah terpanjang, mencapai 20—25 cm, dan bagian tepi dapat digulung sehingga menyerupai silinder,” ungkap Gaby. Bentuk lidah itu memungkinkan ia merenggut semut atau rayap dari dalam sarang mereka.
Keberadaan beruang madu vital bagi hutan tropis. “Mereka membantu penyebaran biji berbagai jenis tumbuhan,” kata Chandra. Setiap hari beruang madu berjalan sejauh 8 km untuk mencari pakan. Dalam setahun, daerah jelajah beruang madu betina mencapai 500 ha, sementara beruang jantan 1.500 ha. Sayang, berbagai kebaikan itu tidak menjadikan hidup beruang madu aman dari gangguan.
Kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun mengancam kelestarian satwa unik itu. Sudah begitu, alih fungsi hutan menjadi perkebunan atau pemukiman menyebabkan beruang madu kerap berkonflik dengan manusia. Ia juga menjadi buruan untuk diambil empedu dan telapak kakinya. Lembaga Orangutan Project bahkan melaporkan adanya praktik pengurungan beruang madu untuk diambil cairan empedunya secara berkala.

Bekas cakaran beruang di batang pohon
Bekas cakaran beruang di batang pohon

Laporan itu juga menyebutkan ada 2 hotel di sebuah kota besar di Indonesia yang menyediakan sup tapak beruang seharga $222—hampir Rp2,9-juta dengan kurs Rp13.000—per porsi. “Sayangnya hingga kini tidak ada data terpercaya tentang populasi beruang madu. Padahal, perburuannya terus terjadi,” kata Chandra.
Oleh karena itu ia menyarankan pembuatan suaka khusus beruang madu, seperti Taman Nasional Way Kambas di Lampung yang menjadi suaka gajah. Tidak kalah penting, upaya penyadaran masyarakat agar berdiri di barisan depan penyelamatan satu-satunya spesies beruang di Indonesia itu. Nasib beruang semata wayang itu sungguh tragis, hunian yang kian rusak dan menjadi target perburuan. Jasa baik beruang terlupakan. (Argohartono Arie Raharjo)

Prospek Menjanjikan Dari Budidaya Abalon



Kerang abalon anggota famili Haliotidae hidup di sekitar terumbu karang
Kerang abalon anggota famili Haliotidae hidup di sekitar terumbu karang

Meskipun fanatik nasi pecel, ada baiknya mencicipi kerang abalon. Sepupu tercinta saya  gembira ketika tahu abalon bisa menolong nelayan miskin.  Pasalnya ia suka melahapnya di restoran-restoran termewah dunia.  Boleh dicatat: di Senayan, Jakarta Pusat, kerang abalon dibanderol Rp1,5-juta seporsi.  Sementara di Selandia Baru, abalon jenis khusus malah melebihi seribu dolar per ekor!
Padahal,  “Pantai Garut kaya abalon, Harganya Rp1-juta per kilogram,” tulis wartawan M Syarif Abdussalam dari Tribunews.Com.  Para anggota Kelompok Nelayan Sawargi di Desa Cigadog, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, mendapat 10 kilogram abalon per hari. Sekretaris kelompok itu, Sobri, mengatakan harga abalon basah Rp110.000 per kilogram. Jika dikeringkan dengan cara dibersihkan dan dilepas dari cangkangnya, harganya menjadi Rp300.000.  Setelah pengeringan selama 10 hari, harganya melonjak menjadi Rp1-juta per kg.

Budidaya
Itulah yang menggerakkan nelayan di Garut, khususnya di Pantai Manalusu untuk mengekspor abalon sampai ke Hongkong, Jepang, negara-negara di Eropa, dan Amerika selatan. Sekarang kita paham mengapa masa depan bangsa bahari memang berada di laut. Laut adalah sumber pangan, sumber energi, kesehatan, dan kekayaan. Kita mengerti mengapa Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, suka mengemudikan pesawat sendiri dari Pangandaran.
Seorang teman melapor, dengan membawa beberapa kilogram lobster saja, biaya operasi pesawat sudah terbayar.  Di pantai selatan Jawa Barat, satu kilogram lobster harganya Rp800.000. Kalau ada 20 kg di pesawat kecil itu, sudah Rp16-juta. Abalon dan lobster termasuk produk premium agromaritim. Mereka sering disandingkan dengan sarang burung walet, sup sirip ikan hiu, dan “delicacy” lainnya.

Sumber pangan bergizi dan bergengsi. Harga nya Rp1-juta per kg

Sumber pangan bergizi dan bergengsi. Harga nya Rp1-juta per kg
Memang ada yang perburuannya membahayakan kelestarian alam. Namun, cara-cara untuk budidaya abalon sudah disebarluaskan. Untuk mendapatkan abalon pun, berbeda dengan memburu satwa langka di lautan. Sudah beberapa kali lembaga pendanaan suaka margasatwa, WWF mengadakan lokakarya budidaya abalon yang bertanggung jawab. Pasalnya, jenis kerang yang senang hidup di dasar laut itu rentan pada pencemaran. Abalon hanya memiliki satu cangkang, gerakannya superlamban dan mudah disantap oleh predator laut lain.
“Kita harus  menjaga kejernihan laut, tidak merusak terumbu karang, dan memelihara rumput laut untuk makanan abalon itu,” seru sahabat karib saya dalam facebooknya.  Pengusaha sumberdaya manusia itu percaya setiap kali menyantap abalon, statusnya makin membaik.
Menikmati abalon dengan rajin memang diperlukan untuk meningkatkan gengsi. “Padahal, khasiat utamanya adalah untuk mempertahankan stamina,” pesan Hyanto Wihadhi, direktur utama pengembang kawasan wisata pantai terkemuka di Banten.   Penyuka sup abalon itu yakin, budidaya kerang abalon meningkatkan pendapatan nelayan.

Telinga laut
Kerang abalon dikenal sebagai telinga laut. Bentuk cangkangnya mirip kuping. Nelayan pantai Manalusu di Garut selatan menangkapnya dengan cara menyelam ke karang dasar laut pada malam hari. Biasanya, abalon bersembunyi di celah karang dan terumbu karang. Cangkang dalamnya putih mengilap, sedangkan luarnya menyerupai batu tempatnya menempel. Abalon termasuk hewan nokturnal, aktif pada malam hari, herbivora—pemakan tumbuhan dan aktif makan pada suasana gelap.
Hewan itu menyukai alga merah, alga cokelat, dan alga hijau termasuk rumput laut. Mungkin karena sukar dicari, warga Tiongkok meyakini abalon sebagai makanan keberuntungan. Bangsa penggemar abalon lainnya adalah Korea dan Jepang.  Biasanya dimasak sebagai sup, disteam, dioseng. dibuat bubur, atau dimakan mentah sebagai sashimi. Di perairan Bali, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai menggalakkan budidaya dan membuka stasiun riset khusus untuk kerang abalon.
Lebih separuh dari 70 macam abalon yang dikonsumsi dunia terdapat di Indonesia dan Filipina. Di Indonesia paling banyak terdapat di perairan Nusa Tenggara Barat, khususnya Pulau Lombok, Flores, dan Sulawesi. Sudah setahun ini Kendari, Sulawesi Tenggara, bahkan bertekad menjadi Kota Abalon.  “Anda belum pernah datang ke Kendari sebelum menyantap kerang abalon,” kata Ir. Arsun, walikotanya.
Genap setahun silam, Januari 2014, ia sudah meresmikan keramba abalon pertama di Kendari.  Bersama pusat penelitian abalon di Universitas Haluoleo dan  belasan koperasi nelayan, Dinas Kelautan pun bertekad menjadikan abalon sebagai ikon kota Kendari. Tantangan kita tentu bagaimana mempromosikan kerang abalon Haliotis asinina. Dari 40 teman yang saya tanya, hanya dua yang betul-betul penggemar abalon. Itu pun sepupu tercinta yang suka nangkring di Chrystal Jade atau Ah Yat Abalone di Mangga Dua, Jakarta. Itulah dua restoran papan atas itu termasuk sering menjadi berita karena lezatnya abalon yang disajikan.

Eka Budianta
Eka Budianta

Akuarium abalon
Daging abalone mempunyai gizi yang cukup tinggi dengan kandungan protein 71,99%, lemak 3,20%, serat 5,60%, abu 11,11%, dan kadar air 0,60%.  Manfaat lainnya, cangkang abalon dapat dipakai perhiasan, pembuatan kancing baju dan berbagai bentuk barang kerajinan. Oleh karena itu, panduan untuk budidaya abalon sudah banyak beredar. Di antaranya berasal dari seminar akuakultur di Bali akhir 2014.
Secara alamiah kerang abalon berkembang subur di perairan dangkal, kurang dari 10 merter dengan kejernihan prima. Selama ini abalone farming didominasi oleh Jepang, Amerika Serikat (California), Selandia Baru, dan Afrika Selatan.  Namun, Australia, bahkan Eropa termasuk Irlandia pun sudah mulai ikut berpacu. Pembenihan abalon dimulai dengan pematangan calon-calon induk berukuran panjang 7—10 cm di dalam tangki serat kaca atau bak semen. Wadah berukuran 11 ton.
Selama pemeliharaan yang berlangsung 6 bulan, abalon diberi pakan rumput laut Gracillaria sp. sebanyak 10% bobot abalon. Daya sintasan hidupnya (survival rate) bisa mencapai 90%. Pertumbuhannya dari bobot awal 1,39 g  dengan panjang cangkang 18 mm hingga 8,40 gram dengan cangkang 32 mm. Ketika cangkang mencapai 5 mm, abalon dipindahkan ke dalam bak berukuran 1.000 liter. Pada awal proses pembesaran, abalon diberi pakan mikroalga yang menempel di lembaran plastik.
Secara bertahap pakan diganti dengan jenis Gracilaria sp. dan Acantophora sp. Selain itu, diterapkan sistem air mengalir dengan laju pergantian air sebesar 400% setiap 24 jam. Menurut para ahli di Lembaga Ilmu Pengetahuan, kendala yang dihadapi adalah masa pemeliharaan yang cukup lama. Untuk H. squamata dibutuhkan sekitar 8 bulan sejak ukuran benih 2,5 cm sampai mencapai ukuran konsumsi sekitar 6—7 cm. Jadi, kita perlu berbisik-bisik agar para nelayan tetap tekun dan berjuang untuk memegang “Kartu Indonesia Sabar”.
WWF-Indonesia menyusun panduan budidaya abalon skala kecil maupun menengah yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dan ramah lingkungan.  Sayangnya selama ini kerang abalone di Plaza Indonesia dan di Plaza Senayan masih diimpor dari Jepang, Meksiko, dan Afrika Selatan.  Inilah tantangan yang perlu digarap oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, selain menenggelamkan kapal-kapal asing pencuri ikan. (Eka Budianta*)

Kontes Ayam Serama Yogyakarta




Nying Nying meraih mahkota raja
Nying Nying meraih mahkota raja
Nying Nying menyabet gelar maharaja di kontes Piala Raja Hamengku Buwono X.
Di depan ratusan penonton dan penggemar ayam serama, Nying Nying tampil memukau. Dari awal hingga akhir penilaian selama 3 menit, serama milik H Yusuf dan Dearly dari Jakarta itu “bekerja” tanpa henti. Dengan posisi kepala “tenggelam” dan dada membusung, ia bergerak aktif menjelajahi meja bundar. Sesekali serama yang itu berjinjit sambil mengangkat dada dan berkebas.
Penampilan itu membuat lima juri memberikan nilai maksimal, melampaui peserta lainnya di kelas laga maharaja. Persaingan sangat ketat karena, “Semua pemain mengincar piala raja berupa mahkota berlapis emas. Mereka (maniak serama, red) jauh-jauh hari mempersiapkan serama-serama andalannya,” kata Benny, ketua panitia kontes yang dibuka oleh Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro, menantu Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Mahkota raja berlapis emas
Mahkota raja berlapis emas

Tambah 3 kelas
Kelas laga maharaja berlangsung pada sesi terakhir sehingga serama dari berbagai kelas yang belum tampil maksimal di kelasnya terdorong ikut-serta. Di kelas bergengsi itu muncul peraih best of the best. Terbukti di kelas itu peserta membeludak hingga 29 ekor, melebihi piala Raja Hamengku Buwono X perdana pada akhir 2011 yang tercatat 23 ekor.
Kontes yang berlangsung di Ndalem Suryowijayan, Keraton Yogyakarta, itu diikuti total 228 serama. Peserta berasal dari berbagai kota antara lain Bandung, Jakarta, Banten, Banyumas, Kediri, Surabaya, dan Makassar. “Meski jumlah peserta agak menurun dibanding kontes sebelumnya yang mencapai 280 ekor, tapi cukup menggembirakan karena para maniak serama di tanahair masih antusias datang ke Piala Raja. Bahkan dua tokoh serama dari Malaysia: Sahasdi Yusof dan Nik Ibrahim Nik Daud, menyempatkan hadir,” kata Brigjen (Purn) RM Noeryanto, SH, sesepuh serama di Yogyakarta.
Oleh karena itu guna mewadahi hasrat para pehobi serama, panitia menambah kelas kontes dari 11 menjadi 14 kategori. Tiga kelas tambahan itu yakni anakan jantan B, anakan betina B, dan ekshibisi jantan muda. Alasannya sekarang banyak anakan lokal berkualitas, sehingga supaya lebih adil. Sebab, panitia membedakan antara anakan berumur sekitar 3—6 pekan dan 7—12 pekan.

Peta Alam yang terbaik di kelas anakan
Peta Alam yang terbaik di kelas anakan

Sementara kelas ekshibisi jantan muda—melengkapi kelas ekshibisi jantan dewasa—diperuntukkan serama jantan remaja dan muda yang belum bisa bergaya maksimal. “Makanya persaingan di masing-masing kelas sangat ketat, karena serama yang berkualitas biasa-biasa saja pasti didaftarkan di kelas ekshibisi,” kata Edy Yuwono, pehobi serama dari Kediri, Jawa Timur, yang kini menjadi Presiden Serama Indonesia.
“Apalagi di kelas jantan tanpa lawi, benar-benar kelas ‘neraka’. Siapa tak kenal Besi Tua, Hangtuah, Pesona 9, Kenmaster, Mr Bombastic, Nying Nying, Burger Kill, dan Awan Hitam,” ujar Dearly. Juri yang bertugas pun, Widodo dari Blitar dan Wahyudi dari Bali, sampai kerepotan menentukan juara. “Nilai totalnya banyak yang sama. Kalaupun berbeda, paling cuma setengah poin,” kata Wahyudi. Namun, akhirnya juara di kelas dengan 26 kontestan itu direbut Burger Kill milik Lambreta asal Surabaya yang tampil ngotot.

Para serama mania harapkan Piala Raja kontes serama terbesar di tanahair
Para serama mania harapkan Piala Raja kontes serama terbesar di tanahair

Lebih meriah
Penampilan prima Burger Kill sangat konsisten hingga mampu bersaing dengan Lintang Timur, Falino Boy, Maha Dewa, dan Top Gun yang masing-masing menjadi jawara di kelasnya. Atas penampilannya yang memukau, Burger Kill meraih best of the best di Piala Raja Sri Sultan Hamengku Buwono X yang kedua. “Stamina Burger Kill luar biasa. Ia tetap bergaya dan ceria sepanjang 5 menit di meja penilaian,” ujar Andry, juri dari Jember, Jawa Timur.
Sementara Peta Alam kesayangan Mario dari SIC Jakarta mengungguli Dewi Sri, Hang Jebat, dan Nikita sehingga menggondol best of chik. Secara keseluruhan kontes di pengujung 2014 itu lancar dan meriah. Selain itu para pehobi puas dengan kinerja juri dalam menilai serama. Menurut koordinator lapangan, Bimo, arena kontes memungkinkan serama tampil maksimal tanpa ada seekor pun yang kedinginan atau kepanasan. (Karjono)

Membuat Walet Merasa Nyaman Di Rumah Kayu




Rumah walet biru banyak dijumpai di Desa Tumbangsamba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah
Rumah walet biru banyak dijumpai di Desa Tumbangsamba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah

Cuma di jantung Borneo semua rumah walet terbuat dari kayu.
Bangunan tinggi berwarna biru menarik perhatian Harry K Nugroho MBA. Saat itu Hary tengah menyeberangi Sungai Katingan di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah. Suara cericit burung menemani perjalanan konsultan walet di Kelapagading, Jakarta Utara, itu. Sekali melihat, Hary langsung mengetahui jenis burung itu adalah walet. Di sepanjang jalan menyusuri sungai itu ia melihat walet berseliweran.
Hary mengatakan Collocalia fuchipaga tengah mencari mangsa berupa serangga. Burung kerabat kolibri itu mencari makan hampir seharian dan kembali saat sore. Kehadiran walet meyakinkan Hary bahwa bangunan berwarna biru itu adalah rumah walet. “Ini pertama kali saya melihat rumah walet berwarna biru. Cukup unik,” kata alumnus Oral Roberts University, Oklahoma, Amerika Serikat, itu.

Dari kayu
Sejauh mata memandang Hary mendapati sekitar 50 bangunan serupa. Setelah 25 menit menyusuri sungai Hary tiba di Desa Tumbangsamba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Sebelumnya ia mesti menempuh perjalanan 3 jam dengan bermobil dari ibukota provinsi Palangkaraya. Hary menjadi tamu undangan di Festival Danau Mare 2014 sekaligus pembicara pada seminar walet.
Ia mengatakan populasi walet di daerah itu masih bagus dan cocok untuk pengembangan. Sebab desa itu berdekatan dengan hutan dan perkebunan. Selain itu lokasi desa berada di tepi sungai sepanjang 650 km itu. Di lingkungan seperti itulah banyak serangga kecil yang menjadi pakan utama alami walet. Dijamin walet tidak kekurangan pakan.

Hary K Nugroho MBA, "Ini pertama kali saya melihat rumah walet berwarna biru."
Hary K Nugroho MBA, “Ini pertama kali saya melihat rumah walet berwarna biru.”

Menurut Hary rumah walet di Kecamatan Katingan Tengah itu mulai berkembang sejak 2011. Saat itu harga walet terkoreksi sehingga bisnis walet mulai bergeliat, terutama di pedalaman. “Itu tandanya bisnis walet masih berprospek,” kata pemilik Eka Walet Center itu. Sebelumnya mayoritas mata pencaharian masyarakat setempat yaitu berkebun, penebang pohon, dan penambang emas. Sejak ada peraturan yang melarang penebangan dan penambangan liar, masyarakat mulai beralih mencari pekerjaan baru.
Salah satu usaha yang tengah berkembang dan ditekuni masyarakat yaitu budidaya walet. Masyarakat lokal membangun rumah walet yang berbeda dari kelaziman. Terutama terkait bahan baku. Lazimnya rumah walet terbuat dari beton. Bangunan dari beton itu bisa ditemui di sentra-sentra walet seperti di Palangkaraya, Sedayu, Provinsi Jawa Timur, dan Cirebon (Jawa Barat). Ada juga yang terbuat dari setengah beton dan kayu.
Trubus pernah menjumpai rumah walet bertipe sama di pedalaman Palembang, Sumatera Selatan. Sementara rumah walet di Katingan seluruhnya terbuat dari kayu. Masyarakat menggunakan kayu ulin dan meranti sebagai bahan baku pembuat rumah walet. Kayu itu dipilih karena bisa bertahan lebih dari 15 tahun. Masyarakat lebih memilih kayu karena harga kayu lebih rendah ketimbang batu bata.

Rumah panggung
Selain itu, “Kayu mudah didapat dan jumlahnya memadai,” kata Hary. Harap mafhum 73,22% dari Kabupaten Katingan berupa hutan sehingga pasokan kayu terjaga. Harga kayu pun lebih murah ketimbang harga di kota besar. Di desa itu harga kayu Rp600.000 per m3, sedangkan di Jakarta mencapai Rp4-juta—5-juta per m3. Ukuran rumah walet pun berbeda.
Di lokasi itu rumah walet berukuran rata-rata 8 m x 6 m. Hary mengatakan ukuran standar rumah walet yaitu 8 m x 8 m. Meskipun begitu ukuran rumah walet bisa berubah sesuai kondisi lingkungan. “Saya membangun rumah walet berukuran 7,5 m x 8 m menyesuaikan luas lahan,” kata Andoy, salah seorang warga. Perbedaan lainnya yaitu rumah walet di Katingan menyerupai rumah panggung.
Hary mengatakan masyarakat di Kelurahan Sambakahayan itu membangun 4 tingkat rumah walet. Tinggi 4 ruangan masing-masing 2,5 m. Pemilik rumah walet membiarkan lantai pertama tanpa dinding sehingga hanya berdiri beberapa tiang penyangga. Itu bertujuan menghindari serangan satwa liar seperti biawak. Lantai 2 dan 3 sebagai ruang sarang, sedangkan lantai 4 sebagai ruang putar.

Dinding rumah walet kayu dilapisi stirofoam dan seng
Dinding rumah walet kayu dilapisi stirofoam dan seng

Di atas lantai 4 terdapat bangunan berukuran 4 m x 4 m dengan lubang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1 m x 0,5 m. Fungsinya untuk keluar masuk burung anggota keluarga Apodiae itu. Selain kayu, dinding rumah walet dilapisi stirofoam dan seng. Stirofoam berfungsi menahan panas sekaligus menutupi celah yang masih terbuka antarkayu. Seng berada paling luar untuk menangkal sinar matahari.
Masyarakat lokal mengecat seng itu dengan warna biru tanpa alasan jelas. Hary mengatakan pembudidaya walet di tempat itu mencontoh total bangunan walet yang sudah ada sebelumnya. Jagau—salah satu pemilik rumah walet di Katingan—menuturkan ia mencontoh persis rumah walet tetangganya. Tidak heran jika banyak rumah walet serupa tersebar di daerah yang memiliki bandara itu. “Termasuk dinding warna biru karena meniru rumah walet orang lain,” ujar penghobi jalan-jalan itu.

Pemilik lokal
Cat biru tidak berperan menarik walet masuk ke rumah karena burung itu tidak bisa membedakan warna. Lantaran terbuat dari kayu, pembuatan rumah walet pun tergolong cepat yaitu 2 bulan dengan 4 orang tenaga kerja. Berdasarkan pengalaman peternak sebulan setelah rumah jadi walet mulai menghuni tempat itu.
Rumah walet paling tua yang berumur 3 tahun bisa menghasilkan 1.000 sarang atau sekitar 1 kg liur walet. Pembeli dari Banjar dan Sampit datang dan membeli liur emas itu Rp5-juta—Rp6-juta per kg. “Harga sarang walet itu relatif bagus untuk di daerah,” kata Hary. Jagau menghabiskan rata-rata Rp150-juta untuk membangun rumah walet berukuran 8 m x 6 m.
Menurut Hary harga itu relatif murah jika dibandingkan dengan harga di Palangkaraya yang mencapai Rp400-juta. Hampir 90% pemilik rumah walet adalah penduduk setempat. Sisanya pemilik rumah walet berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan. Hary mengatakan itu bagus agar perekonomian masyarakat setempat meningkat sehingga makmur dan sejahtera di daerah sendiri. (Riefza Vebriansyah)

Rumah Kayu

Cover.pdf
Seluruh rumah walet terbuat dari kayu. Ukuran rumah rata-rata 8 m x 6 m. Rumah berbentuk seperti panggung karena lantai pertama dibiarkan kosong. Hampir semua rumah walet dicat biru.

Memancing Monster Amazon Di Kolam Arapaima




Ikan monster mempunyai peminat tersendiri
Ikan monster mempunyai peminat tersendiri

Sensasi mancing arapaima.
Mata Achmad Nurochman bagai elang yang mengawasi mangsa setelah umpan bergerak menjauh ke pojok kolam. Ia paham jenis ikan yang berada di ujung kailnya, arapaima. Itulah sebabnya ia awas mengamati pergerakan ikan. Nurochman mengangkat joran sembari menggerakkan ril untuk menggulung senar. Sesekali terdengar bunyi berderit ketika ia menggerakkan ril.
Sambil menggenggam erat joran, ia mencoba bersabar. “Arapaima harus diimbangi dengan kesabaran, tunggu sampai dia lelah baru ditarik,” kata anggota klub Fishing For Fun Community itu. Ia berpengalaman mengimbangi tenaga arapaima. Pemancing asal Bekasi, Jawa Barat itu tercatat 3 kali joran kelas premiumnya patah menghadapi tenaga raksasa arapaima.

Raksasa
Lima menit yang mendebarkan itu berakhir ketika Nurochman berhasil mengangkat arapaima naik ke darat. Waktu singkat itu amat menguras tenaga pria 37 tahun itu. Namun, ia amat menikmati sensasi strike—saat ikan menyambar umpan. Setelah momen indah diabadikan dengan kamera, Nurochman pun melepas kembali sang raksasa berbobot 25 kilogram itu ke kolam.
Arapaima kini menghuni kolam pemancingan
Arapaima kini menghuni kolam pemancingan
Tiga tahun terakhir Achmad Nurochman menyukai hobi mancing, khususnya ikan berukuran besar seperti arapaima alias ikan monster. Ikan asal perairan tropis Amerika selatan itu berbobot di atas 20 kilogram. Arapaima memiliki tubuh seperti arwana.
Namun penampang tubuh ikan arapaima lebih bulat sedangkan ikan arwana penampang tubuhnya pipih. Kepala arapaima lebih lancip jika dilihat dari samping dan lebih pipih. Ikan arapaima dewasa bisa mencapai panjang 4,5 meter dengan bobot 200 kg. mempunyai sisik besar berwarna keemasan atau hijau perunggu, sementara sisik di dekat ekor berwarna kemerahan di ujungnya.
Arapaima memiliki ketergantungan pada udara permukaan untuk bernapas. Selain insang, ia memiliki kandung kemih berenang dimodifikasi dan diperbesar, terdiri dari paru-seperti jaringan, yang memungkinkan untuk mengekstrak oksigen dari udara. Ini merupakan adaptasi terhadap kondisi air dengan kadar oksigen sedikit dari dataran Amazon. Kondisi itu membuat arapaima naik ke permukaan untuk mengambil udara setiap 5 sampai 15 menit.

Arapaima berhasil didaratkan oleh Achmad Nurochman
Arapaima berhasil didaratkan oleh Achmad Nurochman

Terbatas
Tidak banyak kolam pemancingan yang menawarkan sensasi memancing ikan monster. Saung Desa adalah salah satunya. Kolam pemancingan milik H Nursalim itu terletak di Desa Sumbersari, Kecamatan Pabayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menurut Muhammad Thamrin, penanggung jawab kolam pemancingan, Saung Desa resmi dibuka pada 28 Desember 2013.
Lokasi itu menyediakan pemancingan beragam ikan—kolam terpisah—seperti gurami, nila, emas, bawal, dan patin. Selain itu, Saung Desa juga menyediakan kolam khusus dengan ikan berukuran besar. “Sebagian besar kolam pemancingan menawarkan galatama, tetapi Saung Desa menawarkan sensasi lain dengan big fish strike,” kata pria 52 tahun itu. Karena memiliki segmen pemancing khusus, dalam setahun terakhir pengunjungnya relatif banyak.
Di lokasi itu arapaima salah satu primadona. Tercatat enam arapaima berbobot 20—65 kg menghuni kolam seluas 2.025 m2 dan dalam 1,7 meter. Pengelola pernah memberikan ganjaran 1 unit telepon genggam bagi siapa saja yang mampu mendaratkan arapaima berbobot 65 kg pada pertengahan 2013. Lelaki yang akrab dipanggil Abah itu mendapatkan arapaima dari pehobi di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Jakarta.
Pemancing harus menggunakan mata kail tanpa ruit atau barbless hook. Ruit adalah kait di ujung kail yang berfungsi untuk mengunci agar ikan tidak mudah lepas. Apabila dilepas, akan menyebabkan luka yang cukup besar. Pengelola kolam membuat peraturan itu karena pemancing arapaima akan melepaskannya di kolam usai terkail. Pengelola akan mengarantina ikan yang terangkat 3 kali dalam waktu yang berdekatan.
Tujuannya untuk memulihkan luka akibat mata kail. Pengelola antara lain memanfaatkan daun johar untuk menyembuhkan luka. Caranya dengan merendam daun johar ke dalam kolam sampai ikan sembuh atau daging daun sudah rontok dan tersisa tulang dan ranting daun, dengan dosis 5 kg per 10 meter2. Lama karantina bergantung pada kondisi kesembuhan ikan. Selama karantina, pengelola juga memberikan obat untuk mempercepat penyembuhan luka. Ketika Trubus berkunjung ke Saung Desa, arapaima berbobot 65 kg dalam karantina di kolam berukuran 4,5 m² dengan kedalaman 80 cm. Di kolam itu ia terpisah dari ikan-ikan lain.
Garam
Pengelola juga rutin menaburkan garam untuk menetralkan keasaman kolam. Abah menaburkan 500 kg garam untuk sebuah kolam ukuran 45 m x 45 m x 1,5 m. Frekuensi pemberian 3 bulan sekali. Selain itu ia juga menggunakan daun sente untuk menetralkan bahan kimia berbahaya yang ada.

Muh Thamrin dan Wahyudin pengelola Saung Desa
Muh Thamrin dan Wahyudin pengelola Saung Desa

Nun di daerah Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, H. Saleh membuat kolam pemancingan arapaima untuk mewadahi hobi mancing. Ia membuka Lubana Sengkol yang menyediakan kolam arapaima. Sejak 2009 Lubana Sengkol mendatangkan 100 arapaima. Namun, kini tersisa 2 ekor karena banyak yang mati akibat cuaca dan seringnya dipancing.
Menurut Andrew Samudra, dari Lubana Sengkol, saking penasaran dengan penyebab kematian, pernah membedah arapaima yang mati. Ternyata di dalam perut sang monster terdapat puluhan kail yang tertelan dan tidak bisa di keluarkan. Masyarakat kini tengah gandrung mengail ikan raksasa. Sembilan komunitas pemancing menjadi pelanggan tetap di Saung Desa. Adapun di Lubana Sengkol terdapat 2 komunitas pemancing selalu hadir setiap bulan untuk mencecap sensasi strike ikan monster.
Menurut Abah selain dari Jakarta dan sekitarnya, ada juga pemancing dari luar kota seperti Surabaya, Lampung, dan Palembang yang tertarik mengangkat arapaima. Mereka ingin menjajal tenaga sang raksasa. Asep Wiro dari Cikarang Fishing Club, hampir setiap pekan beradu kekuatan dengan ikan-ikan ukuran besar. “Tarikannya sama dengan di laut. Itu yang membuat saya ketagihan,” kata Asep.
Hampir 2 bulan sekali pasti ada kontes mancing ikan besar, dan peminatnya selalu banyak. Wahyudin, koordinator lapangan Saung Desa menuturkan, 2 bulan yang lalu dari 70 lapak yang disediakan, hampir 80% terisi. Mereka tertarik merasakan tarikan monster dari Amazon itu. (Muhammad Awaluddin)