Saturday, July 4, 2015

Memancing Monster Amazon Di Kolam Arapaima




Ikan monster mempunyai peminat tersendiri
Ikan monster mempunyai peminat tersendiri

Sensasi mancing arapaima.
Mata Achmad Nurochman bagai elang yang mengawasi mangsa setelah umpan bergerak menjauh ke pojok kolam. Ia paham jenis ikan yang berada di ujung kailnya, arapaima. Itulah sebabnya ia awas mengamati pergerakan ikan. Nurochman mengangkat joran sembari menggerakkan ril untuk menggulung senar. Sesekali terdengar bunyi berderit ketika ia menggerakkan ril.
Sambil menggenggam erat joran, ia mencoba bersabar. “Arapaima harus diimbangi dengan kesabaran, tunggu sampai dia lelah baru ditarik,” kata anggota klub Fishing For Fun Community itu. Ia berpengalaman mengimbangi tenaga arapaima. Pemancing asal Bekasi, Jawa Barat itu tercatat 3 kali joran kelas premiumnya patah menghadapi tenaga raksasa arapaima.

Raksasa
Lima menit yang mendebarkan itu berakhir ketika Nurochman berhasil mengangkat arapaima naik ke darat. Waktu singkat itu amat menguras tenaga pria 37 tahun itu. Namun, ia amat menikmati sensasi strike—saat ikan menyambar umpan. Setelah momen indah diabadikan dengan kamera, Nurochman pun melepas kembali sang raksasa berbobot 25 kilogram itu ke kolam.
Arapaima kini menghuni kolam pemancingan
Arapaima kini menghuni kolam pemancingan
Tiga tahun terakhir Achmad Nurochman menyukai hobi mancing, khususnya ikan berukuran besar seperti arapaima alias ikan monster. Ikan asal perairan tropis Amerika selatan itu berbobot di atas 20 kilogram. Arapaima memiliki tubuh seperti arwana.
Namun penampang tubuh ikan arapaima lebih bulat sedangkan ikan arwana penampang tubuhnya pipih. Kepala arapaima lebih lancip jika dilihat dari samping dan lebih pipih. Ikan arapaima dewasa bisa mencapai panjang 4,5 meter dengan bobot 200 kg. mempunyai sisik besar berwarna keemasan atau hijau perunggu, sementara sisik di dekat ekor berwarna kemerahan di ujungnya.
Arapaima memiliki ketergantungan pada udara permukaan untuk bernapas. Selain insang, ia memiliki kandung kemih berenang dimodifikasi dan diperbesar, terdiri dari paru-seperti jaringan, yang memungkinkan untuk mengekstrak oksigen dari udara. Ini merupakan adaptasi terhadap kondisi air dengan kadar oksigen sedikit dari dataran Amazon. Kondisi itu membuat arapaima naik ke permukaan untuk mengambil udara setiap 5 sampai 15 menit.

Arapaima berhasil didaratkan oleh Achmad Nurochman
Arapaima berhasil didaratkan oleh Achmad Nurochman

Terbatas
Tidak banyak kolam pemancingan yang menawarkan sensasi memancing ikan monster. Saung Desa adalah salah satunya. Kolam pemancingan milik H Nursalim itu terletak di Desa Sumbersari, Kecamatan Pabayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menurut Muhammad Thamrin, penanggung jawab kolam pemancingan, Saung Desa resmi dibuka pada 28 Desember 2013.
Lokasi itu menyediakan pemancingan beragam ikan—kolam terpisah—seperti gurami, nila, emas, bawal, dan patin. Selain itu, Saung Desa juga menyediakan kolam khusus dengan ikan berukuran besar. “Sebagian besar kolam pemancingan menawarkan galatama, tetapi Saung Desa menawarkan sensasi lain dengan big fish strike,” kata pria 52 tahun itu. Karena memiliki segmen pemancing khusus, dalam setahun terakhir pengunjungnya relatif banyak.
Di lokasi itu arapaima salah satu primadona. Tercatat enam arapaima berbobot 20—65 kg menghuni kolam seluas 2.025 m2 dan dalam 1,7 meter. Pengelola pernah memberikan ganjaran 1 unit telepon genggam bagi siapa saja yang mampu mendaratkan arapaima berbobot 65 kg pada pertengahan 2013. Lelaki yang akrab dipanggil Abah itu mendapatkan arapaima dari pehobi di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan Jakarta.
Pemancing harus menggunakan mata kail tanpa ruit atau barbless hook. Ruit adalah kait di ujung kail yang berfungsi untuk mengunci agar ikan tidak mudah lepas. Apabila dilepas, akan menyebabkan luka yang cukup besar. Pengelola kolam membuat peraturan itu karena pemancing arapaima akan melepaskannya di kolam usai terkail. Pengelola akan mengarantina ikan yang terangkat 3 kali dalam waktu yang berdekatan.
Tujuannya untuk memulihkan luka akibat mata kail. Pengelola antara lain memanfaatkan daun johar untuk menyembuhkan luka. Caranya dengan merendam daun johar ke dalam kolam sampai ikan sembuh atau daging daun sudah rontok dan tersisa tulang dan ranting daun, dengan dosis 5 kg per 10 meter2. Lama karantina bergantung pada kondisi kesembuhan ikan. Selama karantina, pengelola juga memberikan obat untuk mempercepat penyembuhan luka. Ketika Trubus berkunjung ke Saung Desa, arapaima berbobot 65 kg dalam karantina di kolam berukuran 4,5 m² dengan kedalaman 80 cm. Di kolam itu ia terpisah dari ikan-ikan lain.
Garam
Pengelola juga rutin menaburkan garam untuk menetralkan keasaman kolam. Abah menaburkan 500 kg garam untuk sebuah kolam ukuran 45 m x 45 m x 1,5 m. Frekuensi pemberian 3 bulan sekali. Selain itu ia juga menggunakan daun sente untuk menetralkan bahan kimia berbahaya yang ada.

Muh Thamrin dan Wahyudin pengelola Saung Desa
Muh Thamrin dan Wahyudin pengelola Saung Desa

Nun di daerah Muncul, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, H. Saleh membuat kolam pemancingan arapaima untuk mewadahi hobi mancing. Ia membuka Lubana Sengkol yang menyediakan kolam arapaima. Sejak 2009 Lubana Sengkol mendatangkan 100 arapaima. Namun, kini tersisa 2 ekor karena banyak yang mati akibat cuaca dan seringnya dipancing.
Menurut Andrew Samudra, dari Lubana Sengkol, saking penasaran dengan penyebab kematian, pernah membedah arapaima yang mati. Ternyata di dalam perut sang monster terdapat puluhan kail yang tertelan dan tidak bisa di keluarkan. Masyarakat kini tengah gandrung mengail ikan raksasa. Sembilan komunitas pemancing menjadi pelanggan tetap di Saung Desa. Adapun di Lubana Sengkol terdapat 2 komunitas pemancing selalu hadir setiap bulan untuk mencecap sensasi strike ikan monster.
Menurut Abah selain dari Jakarta dan sekitarnya, ada juga pemancing dari luar kota seperti Surabaya, Lampung, dan Palembang yang tertarik mengangkat arapaima. Mereka ingin menjajal tenaga sang raksasa. Asep Wiro dari Cikarang Fishing Club, hampir setiap pekan beradu kekuatan dengan ikan-ikan ukuran besar. “Tarikannya sama dengan di laut. Itu yang membuat saya ketagihan,” kata Asep.
Hampir 2 bulan sekali pasti ada kontes mancing ikan besar, dan peminatnya selalu banyak. Wahyudin, koordinator lapangan Saung Desa menuturkan, 2 bulan yang lalu dari 70 lapak yang disediakan, hampir 80% terisi. Mereka tertarik merasakan tarikan monster dari Amazon itu. (Muhammad Awaluddin)

1 comment:

  1. Terimakasih atas informasinya dan jangan lupa kunjungi kami di https://goo.gl/RxfVnu

    ReplyDelete