Monday, June 15, 2015
Adu Cantik Di Kontes Sansieveria
Juara di kelas bergengsi.
Kontes sansevieria nasional pada 29—30 November 2014, menjadi momen istimewa bagi Zendy Hardianto. Dua tanaman miliknya menyabet gelar juara pertama di kelas variegata prospek flat leaf dan variegata small A, masing-masing Sansevieria ‘arborescens’ dan S. ‘samurai dwarf’. Zendy patut bangga sebab kelas variegata merupakan kelas paling bergengsi dalam kontes sansevieria.
Arborescens milik Zendy memang tampil seronok. Sansevieria berdaun pipih mutasi itu memiliki corak variegata striata (berselang-seling hijau dan kuning) yang nyata. Kedua warna itu tampak cerah dan menyatu dengan batas yang tegas. Setiap helai daunnya bebas cacat dan rusak. Susunan daun dari bawah ke atas semakin besar.
Proporsional
Zendy cukup jeli memoles klangenannya. Agar penampilan tanaman semakin menarik, ia memilih pot ramping berbentuk tabung yang berukuran pas dengan tanaman. Itu sebabnya lidah jin itu tampil proporsional. Pantas bila juri yang terdiri atas Febri Widhi Armanu (Magelang), Andi (Kediri), dan Hatta (Jakarta) memberi nilai tertinggi pada lidah mertua berumur 1,5 tahun itu.
“Tanaman bercorak warna daun tegas itu memang unggul sebab didukung dengan penampilan prima. Apalagi dipadu dengan pemilihan pot yang serasi dengan karakter tanaman,” kata Hatta. Kontes yang diselenggarakan oleh komunitas Malang Raya Sansevieria (MARS) di Pusat Kerajinan Kendedes, Singosari, Malang, itu mempertandingkan 11 kelas yang diikuti oleh 115 peserta.
Ketua panitia, Muhajir Irma menuturkan pehobi sansevieria dari Surabaya, Probolinggo, Kediri, Ngawi, Madiun, Wonosobo, dan Jakarta turut serta memeriahkan kontes. “Kami menyelenggarakan kontes setiap tahun sebagai sarana berbagi ilmu dan mempererat hubungan sesama pecinta sansevieria,” ujarnya.
Pada hari yang sama, di Kopeng, Kotamadya Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, Komunitas Pencinta Anthurium Semarang (Kompak Semar) juga menyelenggarakan kontes anthurium berkarakter. Kontes sekaligus ajang temu kangen sesama pehobi itu di pelataran rumah salah seorang pehobi senior. Budi Santoso, perwakilan Kompak Semar, menuturkan antusiasme peserta sangat tinggi.
“Pada acara itu, kami juga mengadakan lelang dan bursa anthurium milik anggota komunitas,” ujar Budi Santoso. Pehobi dari berbagai kota seperti Jakarta, Depok, Semarang, Sragen, Surakarta, Yogyakarta, dan Malang memeriahkan kontes itu. Panitia membagi tanaman yang turun arena menjadi 3 kelas yaitu varian kobra, mangkuk, dan variegata. Syarat tanaman yang diperbolehkan mengikuti kontes minimal berdaum enam, berukuran sedang, dan tidak menggunakan pakis sebagai media tanam.
Dua tahap
Penilaian tanaman di Salatiga terdiri atas dua tahap. Tahap pertama, panitia mempersilakan 40 peserta untuk menilai setiap tanaman pada lembar penilaian. “Kami menghimpun hasil penilaian untuk menentukan 10 besar tanaman terbaik pada masing-masing kelas,” ujar Budi Santoso. Kesepuluh tanaman terpilih itu lantas dinilai oleh 3 juri profesional yaitu Rofi (Malang), Sapto Birowo (Jakarta), dan Tejo Trisaptono (Semarang).
Tejo menuturkan penilaian tanaman menitikberatkan pada karakter daun, total penampilan, dan kesehatan. Untuk menilai karakter daun, setiap juri harus jeli memperhatikan bentuk fisik, daun, tulang daun, serat daun, kelangkaan dan warna untuk kelas variegata. Persaingan paling ketat terjadi pada kelas varian mangkok. “Kualitas setiap tanaman nyaris rata,” ujar Tejo.
Setelah melalui proses penjurian selama 3 jam, juri sepakat mengukuhkan Anthurium jenmanii milik Dwi Bintarto asal Jakarta sebagai pemenang di kelas varian mangkuk. Tanaman berusia 2,5 tahun itu layak menyandang gelar juara lantaran berkarakter sangat kuat. Setiap helai daunnya melengkung sempurna dengan urat-urat daun yang menonjol. Susunan daun rapat dan kompak.
Juri tidak menemukan kecacatan pada tanaman. Itu pertanda tanaman prima. Dwi Bintarto, sang empunya, sumringah saat mengetahui juri menobatkan klangenannya sebagai juara pertama. “Tanaman itu sudah dua kali mengikuti kontes, tetapi baru sekarang menembus posisi pertama,” ujarnya. (Andari Titisari/Peliput: Muhammad Hernawan Nugroho)
Labels:
TIPS TANAMAN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment