Thursday, June 18, 2015
Panen Tulip Sepanjang Tahun Tanpa Mengenal Musim
Di nurseri keluarga Pronk, bunga tulip tersedia sepanjang tahun.
Taman Keukenhof, Lisse, Belanda, kebanjiran pengunjung setiap April. Maklum pada awal musim semi itu Keukenhof penuh tulip. Bunga turban itu memang secara alamiah serempak berbunga setiap awal musim semi setelah dorman (berhenti tumbuh) selama musim dingin. Pengelola Taman Keukenhof sengaja menanam tulip dalam jumlah besar bersama bunga lain seperti daffodil dan hyacinth sebagai daya tarik utama. Pada April tulip nyaris menutupi seluruh areal taman seluas 32 hektar yang dalam bahasa Belanda berarti kebun dapur itu. Di nurseri milik keluarga Pronk di Avenhorn tulip berbunga sepanjang tahun.
Itulah yang saya lihat saat kunjungan pada akhir November dan awal Desember 2014. Di satu sisi nurseri seluas total 35 ha, terlihat hamparan tulip berbunga merah muda. Di sisi lain kumpulan tulip berbunga putih. Tulip-tulip itu siap panen. Pekerja akan menempatkan tulip-tulip yang tumbuh di dalam wadah kotak plastik itu ke atas meja berjalan. Dengan budidaya otomatis menggunakan sistem robotik, meja berjalan bergerak membawa tulip siap panen ke area pemisahan umbi dan bunga.
Greehouse modern
Secara alamiah, mestinya tulip-tulip itu baru berbunga pada April. Artinya tanpa perlakuan apa pun keluarga Pronk baru memanen bunga tulip pada April. Suami istri Cees dan Loes Pronk—pemilik nurseri—mampu menanam tulip sepanjang tahun karena menerapkan teknik budidaya secara intensif. Seluruh kegiatan budidaya dilakukan di dalam greenhouse masing-masing seluas 35 ha di Avenhorn, Belanda dan 5 ha di Selandia Baru yang memiliki musim berkebalikan dengan Belanda.
Mereka menanam umbi tulip di nurseri di Selandia Baru. Lalu mengapalkannya ke Belanda. Selama perjalanan 6 minggu di laut, umbi disimpan dalam suhu 6—7°C. Setiba di Avenhorn umbi-umbi yang ditata dalam keranjang-keranjang plastik itu dimasukkan ke dalam ruang pendingin raksasa bersuhu 2°C. Umbi berada di ruang pendingin selama 14 hari. Selama itu penyiraman secara otomatis tetap dilakukan. Setelah itu umbi keluar dari ruang pendingin dan dikirim ke greenhouse pembesaran. Umbi ditanam di kotak-kotak tanam plastik, masing-masing berisi 108 umbi. Kira-kira setelah dua bulan masa pertumbuhan tanaman, suhu greenhouse diatur hangat (20°C) untuk memacu bunga. Setelah 18 hari, bunga siap dijual.
Artinya dengan rekayasa iklim yang diatur dengan komputerisasi umbi-umbi tulip tidak perlu menunggu periode dingin di musim salju dan suhu tinggi di awal musim semi untuk menghasilkan bunga. Dengan cara itu nurseri keluarga Pronk mampu menghasilkan 15.000.000 umbi dan 1.700.000.000 tangkai tulip setiap tahun. Menurut mereka kunci sukses budidaya tulip yakni mengatur iklim, suhu, dan kelembapan sesuai kebutuhan bunga turban. Selain itu kualitas air penyiraman yang 100% terbebas dari kontaminan dan kontrol nutrisi yang tepat menjadi kunci lain. Untuk memastikan kebersihan air, pekerja melewatkan air ke dalam filter, sistem ozonisasi, dan perlakuan dengan cahaya ultraviolet. Penggunaan umbi berkualitas juga penting. Oleh karena itu mereka memasok sendiri kebutuhan umbi dari nurseri di Selandia Baru.
Nurseri keluarga Pronk memang memanen dua bagian tulip, umbi dan bunga tulip potong. Umbi tulip untuk memasok nurseri lain di Belanda dan memenuhi kebutuhan sendiri, sementara bunga tulip itu untuk memasok pasar ekspor. Sebanyak 80% dari total produksi bunga tulip untuk memenuhi permintaan Jerman, sisanya negara di Eropa lainnya. Untuk bunga potong, konsumen—supermarket jaringan besar–menyaratkan panjang tangkai minimal 36 cm serta memiliki daun dan bunga yang bersih dan tanpa cacat atau rusak.
Bermula umbi
Suami istri Cees (sekarang 76 tahun) dan Loes Pronk (72 tahun) mulai menanam tulip pada 1960 di lahan seluas 0,72 hektar. Mereka menanam umbi tulip pada November. Pada April dan Mei tahun berikutnya, ketika tanaman berbunga, mereka merompes bunga. Tujuannya supaya umbi tumbuh lebih besar. Harap maklum makin besar umbi, makin mahal harganya. Keluarga Pronk menjual umbi untuk memenuhi kebutuhan pekebun tulip yang membudidayakan untuk panen bunganya dan kepada eksportir yang memasarkan umbi ke mancanegara.
Pada Juni—Juli pekerja memanen umbi dan membersihkannya dari tanah. Selama waktu penanaman 8 bulan umbi utama menghasilkan umbi-umbi kecil. Cees dan Loes lalu menjual umbi utama, sementara umbi-umbi kecil sebagai bibit untuk penanaman periode berikutnya. Dari penjualan umbi itu suami istri Pronk mendapat omzet luar biasa!
Pada 1975 Cees dan Loes memutuskan untuk juga membudidayakan tulip sebagai bunga potong. Sebab harga umbi merosot. Mereka pun membangun greenhouse yang dibutuhkan dalam budidaya bunga tulip—sekaligus memungkinkan penanaman kontinu sepanjang tahun, termasuk selama musim dingin. Untuk mempermudah budidaya, mereka menanam umbi di dalam kotak kayu. Dengan demikian kondisi media tanam terjaga dengan baik. Harap maklum selama budidaya, penyakit—antara lain yang ditularkan dari tanah—mengancam keberhasilan penanaman.
Maka setiap November pekerja memasukkan kotak-kotak berisi media dan umbi tulip ke dalam bangunan yang suhunya diatur 2°C. Periode dingin dibutuhkan untuk memacu tulip berbunga. Pada akhir Desember pekerja memindahkan kotak-kotak berisi umbi tulip ke dalam bangunan bersuhu 20°C. Selama budidaya keluarga Pronk hanya menyewa tenaga kerja pada masa penanaman dan panen. Sekitar 18 hari kemudian bunga tulip mekar dan siap dijual melalui pasar lelang.
Permintaan pasar pun terus meningkat sehingga pada 1998 keluarga Pronk memperluas penanaman menjadi 10 ha. Pada saat yang sama pengelolaan perusahaan diserahkan kepada 3 anak lelaki keluarga Pronk yakni Richard, Marco, dan Edwin. Richard bertanggung jawab pada pemasaran, Marco operasional budidaya dalam greenhouse, dan Edwin memastikan kualitas umbi yang mempengaruhi kualitas produksi bunga secara keseluruhan.
Bisnis umbi dan bunga tulip keluarga Pronk pun terus melaju. Pada 2009 mereka membuka nurseri baru yang dikelola secara otomatis sehingga bisa berproduksi sepanjang lahan dengan bantuan sistem robotik yang dikembangkan oleh Gertjan van Staalduinen. Total luas penanaman pun terus berkembang. Pada 2014 nurseri yang dikelola keluarga Pronk mencapai 35 ha, Belanda dan 5 ha di Selandia Baru.
Spesialis
Cees dan Loes Pronk memilih membudidayakan tulip karena mereka hidup di area pertanian yang petaninya dominan menanam tanaman umbi-umbian seperti tulip, narcissus, hyacinth, dan crocus—selain sayur-sayuran. Apalagi tulip salah satu komoditas andalan utama Negeri Kincir Angin. Belanda satu-satunya negara yang paling berpengalaman dalam budidayakan tulip sehingga hampir tak ada kompetitor yang menyaingi bisnis bunga turban Belanda.
Saat ini terdapat sekitar 250 eksportir yang memasarkan tulip ke berbagai negara di Eropa. Mereka mendapat pasokan dari sekitar 250 nurseri yang menanam tulip untuk dipanen bunganya. Dan pengalaman selama puluhan tahun membudidayakan bunga asal Turki itu membuat keluarga Pronk menjadi ahli tulip.***
Labels:
TIPS TANAMAN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Slot machine gambling | JT Hub
ReplyDeleteSlot Machine Gambling. 광명 출장마사지 Slot machine gambling · Slot Machine Gambling. Slot machine gambling 계룡 출장마사지 · Slot Machine Games · 영천 출장안마 Slot 구리 출장샵 Machine 공주 출장샵 Gambling. Slot machine gambling